POLIP SERVIKS


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.        Anatomi
Serviks uteri atau biasa disebut serviks  terdapat di setengah hingga sepertiga bawah uterus, berbentuk silindris, dan menghubungkan uterus dengan vagina melalui kanal  endoservikal.  Serviks  uteri  terdiri  dari  portio  vaginalis,  yaitu  bagian  yang menonjol ke arah vagina dan bagian supravaginal. Panjang serviks uteri kira-kira 2,5 –  3cm  dan memiliki  diameter  2  -  2,5cm.  Pada  bagian  anterior  serviks  berbatasan dengan kantung kemih. Pada bagian posterior, serviks ditutupi oleh peritoneum yang membentuk garis cul-de-sac.(RS, 2006)

2.2.        Definisi
Polip serviks merupakan pertumbuhan berlebihan jaringan epitel (dengan berbagai ukuran) yang sering terjadi pada “datang” serviks dan sedikit menyerupai buah anggur. Polip jarang menyebabkan keganasan , tetapi lebih baik dilakukan rujukan ke unit , rawat jalan , ginekologi untuk mengangkat polip tersebut.(Underwood, 1999)
Polip serviks merupakan tumor jinak yang umumnya bertangkai , berasal dari mucosa intra cervikal tapi kadang – kadang dapat pula tumbuh dari daerah partio.(J., 2011)

2.3.        Klasifikasi
Polip serviks :
1.      Polip ektoserviks
Polip serviks dapat tumbuh dari lapisan permukaan luar serviks. Ektoserviks sering di derita oleh wanita yang telah memasuki periode paska menopause , meskipun dapat pula diderita oleh wanita usia produktif. Prefalensi kasus polip serviks berkisar antara 2-5 % wanita. Polip ektoserviks berwarna agak pucat atau merah daging , lunak , dan tumbuh melingkar atau memanjang dari padikel . polip ini tumbuh di area porsio dan jarang sekali menimbulkan perdarahan sebagaimana polip endoserviks atau degenerasi polipolid maligna.
Secara mikroskopis, jaringan polip ekstoserviks lebih banyak mengandung serat fibrosa  di banding polip endoserviks. Polip ekstoserviks memiliki atau bahkan tidak mengandung kelenjar mukosa. Bagian luar polip ekstoserviks dilapisi oleh epitel stratifikatum skumosa. Perubahan sel menjadi ganas dapat terjadi , terutama pada polip ekstoserviks yang disertai inflamasi. Kronik yang sering menyebabkan nekrosis di bagian ujung polip. Insidensi degenerasi maligna dari polip ekstoserviks di perkirakan kurang dari 1%. Karsinoma sel skoamosa merupakan yang sering , meskipun adenokarsinoma juga pernah di laporkan.
2.      Polip endoserviks
Pertumbuhan polip berasal dari bagian dalam serviks. Biasanya pada wanita premenopause (diatas usia 20 tahun ) dan telah memiliki setidaknya 1 anak. Meskipun pembagian polip serviks menjadi polip ektoserviks dan endoserviks cukup praktis untuk menentukan lokasi lesi berdasarkan usia , namun hal itu bukan merupakan ukuran absolute untuk menetapkan letak polip secara pasti. (Prawirohardjo, 2009)

2.4.        Etiologi
Polip kemungkinan berasal dari endometrium ( pada batang panjang ) sehingga saat polip diangkat terjadi perdarahan hebat.
Polip serviks biasanya muncul dari saluran endoserviks , yang terlihat jika menonjol keluar dari Os serviks. Polip berwarna merah terang , lunak dan sedikit rapuh. Jika hanya ujungnya yang terlihat polip tidak dapat dibedakan secara klinis dari polip yang berasal dari endometrium. (J., 2011)

2.5.        Patofisiologi
Polip serviks dapat menyerang lapisan permukaan luar serviks (Ektoserviks) dan bagian dalam serviks (endoserviks) normalnya serviks uteri pada nulipara dalam keadaan normal kanalis servikalis bebas kuman , pada multi para dengan ostiom uteri eksternum lebih terbuka , bats keatas ostium uteri internum bebas kuman. Radang pada serviks uteri , bisa terdapat pada porcio uteri di luar ostium uteri eksternum dan atau pada endoserviks. Penyakit gonorea , sifilis , ulkus molle dan granuloma inguinale dan TBC dapat ditemukan peradangan kronis pada serviks karena adanya peradangan yang kronis atau virus memicu endoserviks merespon dengan timbulnya adenoma – adenoma fibroma (hyperplasia pada epitel endoserviks) tumbuh menonjol dan atau bertangkai dan dapat panjang hinga keluar dari vulva , ujungnya mengalami nekrosis serta mudah berdarah.(Prawirohardjo, 2009)

2.6.        Pathway

2.7.        Manifestasi klinis
Pertumbuhan masa vaskular terpendikulasi yang menempel pada serviks dapat mengalami perdarahan selama kehamilan. Kondisi ini dapat dilihat melalui pemeriksaan dengan spekulum dan tidak memerlukan pengobatan selama kehamilan , kecuali jika perdarahan bertambah pap smear serviks menunjukan adanya keganasan.
Polip khas ditandai dengan :
-          Berwarna merah gelap
-          Lunak
-          Bertangkai yang menonjol dari kanalis servikalis
-          Tangkai panjang keluar dari vulfa
-          Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis
-          Mudah berdarah
Gejala – gejala berupa leukorea
-          Sekret vagina mukus atau mukopuluren yang meningkat
-          Perdarahan : biasanya tidak ada nyeri
Biasannya tidak ada gejala untuk polip serviks tetapi pada waktu ini akan ditandai oleh.
1.      Abnormal pendarahan vagina yang terjadi antara periode :
a.       Menstruasi
b.      Setelah menopause
c.       Setelah hubungan sexsual
2.      Polip serviks bisa meradang tetapi jarang bisa menjadi terinfeksi periode normal berat atau menorakea keluarnya lender putih atau kuning, sering disebut keputihan.
Gejala utamanya terjadi pendarahan diluar haid yang warnanya lebih terang dari pada haid. Teruta timbul setelah melakukan senggama (perdarahan paska senggama=post coital bleeding/ PCB) perlu dipertimbangkan juga adanya kanker leher rahim jika ditemukan PCB walaupun kadang kadang polip serviks dapat terulang, namun 90% polip serviks bersifat jinbakl. Banyak polip serviks tidak memberikan gejala tetapi ada gejala utama adalah dasar diagnose perdarahan intermiten dan gejala-gejala umum ketiga bentuk abnormal tersebut.
a.       Leukorea yang sulit disembuhkan
b.      Terasa discomport di dalam vagina
c.       Kontak berdarah dan terdapat inveksi.
Pada peneriksaan speculum dijumpai:
a.       Jaringan bertambah
b.      Mudah berdarah
c.       Terdapat pada vagina bagian atas.
Makrotis dapat tunggal atau multiple dengan ukuran beberapa ventimeter, warna kemerah-merahan dan rapuh. Kadang-kadang tangkainyajadi panjang sampai menonjol dari introitus. Kalau asalnya dari partio konsistensinya lebih keras dan pucat dengan tanglkai yang tebal.(Dongoes, 2001)

2.8.        Faktor resiko
Polip yang dimiliki oleh polip serviks akan meningkat pada wanita yang menderita :
1.      Diabetesmilitus
2.      viaginitis berulang
3.      serviksitis , polip seviks tidak prnah benar – benar terjadi sebelum onset menstruasi.
4.      Biasanya terlihat pada wanita usia reproduksi. Yang paling rentang pada penyakit ini adalah wanita usia 40 -50 tahun. Dapat ditemukan juga pada insiden yang memicu produksi hormon.
5.      Wanita hamil memiliki resiko lebih tinggi karena perubahan tingkat hormon , mungkin dari penigkatan produksi hormon beredar juga.(Llewellyn, 2009)

2.9.        Penatalaksanaan
Jika serviks tanpak abnormal , mencari pendapat dari praktisi lain merupakan tindakan yang sangat tepat . merujuk pasien untuk dilakukan kolposkopi setelah pengamatan seviks saja cukup dapat diterima.
-          Kolposkopi adalah tindakan yang bertujuan untuk memeriksa adanya sel yang abnormal didalam atau disekitar vagina , vulfa atau serviks. Sel yang abnormal biasanya dapat ditemukan diantara lubang seviks sampai saluran melahirkan dan rahim.(Llewellyn, 2009)
1.      Terapi
·      Ekstirpasi ( + kuretasi )
-   Ekstripasi adalah tindakan pengangkatan seluruh masa tumor berserta kapsulnya.
-   Kuretase adalah operasi rahim untuk wanita dengan masalah menstruasi , hamil ,keguguran atau polip atau setelah melahirkan.
·      Cauterisasi
Cauterisasi adalah prosedur medis dilakukan dengan mengunakan arus listrik untuk membakar jaringan.(Prawirohardjo, 2009)

2.10.    Komplikasi
Polip serviks dapat terinfeksi , biasanya oleh kelompok staphylococcus , streptococcus dan jenis pathogen lainnya. Infeksi serius biasanya terjadi setelah dilakukan instrumenttasi medik untuk menegakkan diaknosis atau setelah membuang polip. Antibiotik spectrum luas perlu diberikan bila tanda awal infeksi telah tampak. Inisiasi atau eksaserbase salfingnitis akut dapat terjadi sebagai konsekuensi polippektomi.(Dongoes, 2001)

2.11.   Pencegahan
Ada beberapa langkah yang dapat membantu mencegah infeksi:
1.      Pakai celana katun atau stoking dengan selangkangan kapas. Ini membantu mencegah akumulasi kelebihan panas dan kelembapan. Panas dan kelembapan membuat seorang wanita rentang terhadap infeksi vagina dan leher rahim.
2.      Pakailah kondom setiap melakukan hubungan sexsuale. Ini mengurangi resiko infeksi menular sexsuale.(Prawirohardjo, 2009)

2.12.    Discharge planning
-          Berikan dukungan kepada pasien dan anjurkan keluarga untuk selalu memberi dukungan
-          Berikan pengetahuan tentang tidakan kepada pasien dan keluarga dan ajarkan keluarga tentang tindakan yang harus dilakukan ketika dirumah
-          Memberikan pengetahuan atau mengajarkan keluarga pasien tentang diet atau nutrisi yang harus diberikan pasien (ketika sudah pulang ke rumah)
-          Memberikan jadwal pemberian obat maupun pemberian makan kepada keluarga pasien.

2.13.    Pemeriksaan Diagnostik
1.      Pemeriksaan radiologi
Polip yang terletak jauh diindo serviks dapat dievaluasi melalui pemeriksaan histerosalfingogravi (pemeriksaan yang digunakan untuk memeriksa rahim dan saluran telur. Pemeriksaan menggunakan sinar X atau rongen. HSG memeriksa adanya kelainan ukuran atau bentuk rahim yang dapat menyebabkan infertilitas dan masalah pada kehamilan ) atau sonohisterografi(teknik ultra sonografi bukan infasif yang dapat dilakukan setiap waktu selama siklus menstruasi) dengan infus salin. Biasanya pemeriksaan ini memberikan hasil yang bermakna dalam mengetahui adanya polip atau kelainan lainnya.
2.      Pemeriksaan laboratorium
Sitologi vagina dapat menunjukkan adanya tanda infeksi dan sering kali ditemukan sel – sel atipik. Pemeriksaan darah dan urine tidak terlalu banyak membantu menegakkan diagnosis.
3.      Pemeriksaan khusus
Polip yang terlalu jauh di kanal endoserviks tidak dapat dinilai melalui in speculo biasa , tetapi dapat dilalukan pemeriksaan khusus menggunakan speculum endoserviks atau histerocopi. Sering kali polip endoserviks di temukan secara tidak sengaja pada saat dilakukan pemeriksaan perdarahan abnormal. Pemeriksaan ultra sonografi di lakukan untuk menyingkirkan adanya massa atau polip yang tumbuh di uterus.(Llewellyn, 2009)



BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1  Pengkajian
1.      Identitas
Nama                     :          
Alamat                  :
Agama                   :
Jenis kelamin         :  yang paling rentan kena penyakit ini adalah perempuan usia produksi dan wanita hamil karena perubahan tingkat hormon.
Usia                       : kebanyakan pada usia 40 -50 tahun
2.      Keluhan utama
Biasanya pasien mengeluh nyeri , terjadi perubahan fungsi sexsual.
3.      Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengalami perdarahan pervaginan , perdarahan kontak , paska coitus merupakan gejala yang sering di jumpai.
4.      Riwayat penyakit dahulu
5.      Riwayat penyakit keluarga
Keluarga Mempunyai penyakit serupa , gangguan reproduksi

3.2  Pemeriksaan fisik
1.      Tanda-tanda vital
2.      Pemeriksaan kepala dan leher
a.       Kepala : bentuk kepala normal tidak ada edema
b.      Mata: simetris, konjungtiva merah muda
c.       Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung
d.      Mulut: mukosa lembab
e.       Leher : tidak ada pernafasan vena jugularis, tidak ada pembengkakak tiraod
3.      Pemeriksaan thorax
a.       Inspeksi ; bentuk dada simetris
b.      Palpasi : tidak ada benjolan
c.       Perkusi : bunyi sonor
d.      Auskultasi : tidak ada suara seperti weezing
4.      Pemeriksaan jantung
a.       Auskultasi : suara jantuk berdetak lebih kencang, terdengan Ics 1,2 suara loop dup
5.      Pemeriksaan abdomen
a.       Inspeksi : tidak ada benjolan
b.      Palpasi : nyeri skala 5-7
c.       Perkusi : bunyi redup
d.      Auskultasi : bising usus terdengar
6.      Pemeriksaan organ reproduksi
a.       Inspeksi :
1.      Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan pasien atau klien
2.      Kulit dan area pubis, adakah lesi, eritema, fisura, leokoplari dan ekrosia
3.      Labia mayora, minora, klitoris, miatus, utera terhadap pembengkakan usus, keluaran dan modul
b.      Pemeriksaan bagian dalam:
1.      Inspeksi :
Serviks : ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan warnanya
2.      Palpasi
Raba dinding vagina: nyeri tekan dan nodula
Serviks : posisi, ukuran, konsistensi nyeri tekan
Uterus : ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas
Ovarium : bentuk, konsistensi, dan nyeri tekan
7.      Pemeriksaan muskuluskeletal
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri : 5,5
Kekuatan otot kaki kanan dan kiri : 5,5


3.3  Diagnosa
1.      Nyeri berhubungan dengan proses penyakit jaringan pada organ ruang abdomen
2.      Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan adanya edema pada jaringan local
3.      Gangguan harga diri berhubungan denganperubahan feminitas dan  hubungan seksual terganggu
4.      Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri respon patofisologi
5.      Kurang pengetahuan berhubungan dengankesalahan  tidak mengetahui sumber informasi dan keterbatasan kogintif.
6.      Disfungsiseksual berhubungan dengan penyakit yang di derita

Komentar

Posting Komentar