BUMIL JANTUNG


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PengertianPenyakit Jantung Pada Kehamilan
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat merugikan kesempatan hidup wanita tersebut. (Harsono, 2013)

2.2 Etiologi
Sebagian besar disebabkan demam reumatik. Bentuk kelainan katup yang sering dijumpai adalah stenosis mitral. Insufisiensi mitral. Gabungan stenosis mitral dengan insufisiensi mitral.Stenosis aorta. Insufisiensi aorta. Gabungan insufisiensia orta dan stenosis aorta.Penyakit katup pulmonal.Dan trikuspidal.

2.3 Klasifikasi
o   Kelas I
Pada kelas ini tanpa adanya gejala. Dengan begitu maka penderita tidak perlu membatasi kegiatannya. Aktivitas ibu hamil seperti aktivitas sebelum hamil.
o   Kelas II
Pada kelas ini sudah ada tanda-tanda gejala yang tidak membuat ibu hamil merasa nyaman.Tanda-tanda dan gejala itu adalah lelah, sesak nafas, dan nyeri dada. Jika sudah tahu ibu hamil menderita penyakit jantung maka yang harus dilakukan adalah membatasi kegiatan. Selain itu juga harus memperbanyak istirhat.
o   Kelas III
Kelas tiga adalah kelas yang agak berat. Sebenarnya wanita tidak boleh hamil pada masa ini. karena akan membahayakan jiwa. Jika terlanjur hamil harus membatasi kegiatan. Tidak boleh melakukan hal-hal yang memberatkan ibu hamil.
o   Kelas IV
Pada kelas ini sebenarnya anda tidak boleh hamil. Karena akan membahayakan jiwa. Pada kelas ini anda harus sangat membatasi kegiatan anda. Anda tidak boleh melakukan pekerjaan yang berat. Karena pada kelas IV ini dapat menimbukan insufiensi jantung.

2.4 Manifestasi Klinis
            Mudah lelah, napas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah tanda dan gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai bawah, hepatomegali, dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan gejala gagal jantung kanan. Namun gejala dan tanda ini dapat pula terjadi pada wanita normal. Biasanya terdapat riwayat penyakit jantung dari anamnesis atau dalam rekam medis.
Perlu diawasi saat-saat berbahaya bagi penderita penyakit jantung yang hamil yaitu:
·         Antara minggu ke-12 dan 32. Terjadi perubahan hemodinamik, terutama minggu ke-28 dan 32, saat puncak perubahan dan kebutuhan jantung maksimum.
·         Pada saat persalinan. Setiap kontraksi uterus meningkatkan jumlah darah ke dalam sirkulsa sistemik sebesar 15-20% dan pada ketika meneran pada partus kala II, saat arus balik vena dihambat kembali ke jantung.
·         Setelah melahirkn bayi dan plasenta. Hilangnya pengaruh obstruksi uterus yang hamil menyebabkan masuknya darah secara tiba-tiba dan ekstremitas bawah dan sirkulasi uteroplasma ke sirkulasi sistemik.
·         Empat sampai lima hari setelah persalinan. Terjadi penurunan resistensi perifer dan emboli pulmonal dan trombus iliofemoral.
Gagal jantung biasanya terjadi perlahan-lahan, diawali ronki yang menetap di dasar paru dan tidak hilang setelah menarik napas dalam 2-3 kali.
     Gejala dan tanda yang biasa ditemui adalah dispnea dan ortopnea yang berat atau progresif, paroxysmal nocturnal dyspnea, sinkop pada kerja, nyeri dada, batuk kronis, hemoptisis, jari tubuh sianosis, edema persisten pada ekstrimitas, peningkatan vena jugularis, bunyi jantung I yang keras atau sulit di dengar, split bunyi jantung II;ejection click, late systolic click, opening snap, friction rub, bising sistolikderajat III atau IV, bising diastolik, dan kardiomegali dengan heaving ventrikel kiri atau kanan yang difus.

2.5 Pemeriksaan penunjang
a.       EKG untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, adanya kardiomegali, tanda penyakit pericardium, iskemia atau infark, bisa ditemukan tanda-tanda aritmia.
b.      Ekokardiografi, metode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahui fungsi dan anatomi bilik, katup, dan pericardium.
c.       Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui dehidrasi dalam kehamilan namun jika memang diperlukan dapat dilakukan dengan memberikan pelindung di abdomen dan pelvis.

2.6 Patofisiologi
Terjadi hidremia (hipervolemia) dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu. Uterus yang semakin besar mendorong diafragma keatas, kiri, dan depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran. Kemudian 12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstravaskuler ke dalam pembuluh darah, kemudian diikuti periode diuresis pascapersalinan yang menyebabkan hemokonsentrasi. Jadi penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi gagal jantung. 

2.7  Penatalaksanaan
a.   Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan antenatal yang teratur.
b.   Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog.
c.   Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan. Jika terdapat anemia, harus diobati.
d.   Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal ini harus diobati.
e.   Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan, dan sianosis, penderita harus dirawat di rumah sakit.
f.    Skema kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan 1 kali seminggu setelahnya.
g.   Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan.
h.   Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :
1.      Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
2.      Kelas II
Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu.
3.      Kelas III
Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu.
4.      Kelas IV
Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.

2.8 Pemeriksaan Diagnostik
Sebagian besar pemeriksaan kardiovaskuler diagnostik bersifat noninvasif dan dapat dilaksanakan dengan amal pada wanita hamil. Uji konvensional biasanya mencakup elektrokardiografi, ekokardiografi, dan radiografi dada. Jika diperlukan, katerisasi jantung dapat dilakukan dengan fluoroskopi sinar-x yang terbatas.

a.       Elektrokardiografi
Terdapat beberapa perubahan akibat kehamilan yang perlu diperhatikan ketika menafsirkan elektrokardiogram. Misalnya ketika diafragma terangkat ketika kehamilan lanjut, terdapat rata-rata deviasi aksis-kiri sebesar 15 derajat pada elektrokardiogram, dan dapat terlihat perubahan ST ringan pada sadapan inferior. Selain itu kontraksi premature atrium dan ventrikel relative umum dijimpai. Kehamilan tidak mengubah temuan voltase.
b.      Ekokardiografi
Penggunaan luas ekokardiografi memungkinkan diagnosis sebagian besar penyakit jantung selama kehamialn secara akurat dan noninvasive.  Beberapa perubahan normal akibat kehamilan yang terlihat pada ekokardiografi mencakup regurgitasi tricuspid serta peningkatan bermakna ukuran atrium kiri dan luas potongan melintang aliran keluar ventrikel kiri.
c.       Sinar X dada
Radiografi dada anteroposterior dan lateral dapat sangat berguna saat dicurigai penyakit jantung secara klinis. Jika digunakan celemek pelindung timbale, pajanan radiasi pada janin diperkecil. Jantung yang sedikit membesar tidak dapat dideteksi secar akurat oleh sinar-x karena siluet jantung normalnya lebih besar dalam kehamilan, namun kardiomegali bermakna dapat disingkirkan.

2.9     Discharge Planning
a)      Membatasi aktivitas fisik
b)      Jika terjadi gejala kongesti pulmonal, aktivitas lebih dibatasi lagi

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1  Pengkajian
·      Data klien :                                                                                         
·      Nama
·      Umur
·      Pekerjaan
·      Alamat
a.       Aktifitas dan istirahat
o   Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal 
o   Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga 
b.      Sirkulasi 
o   Takikardia, palpitasi, disritmia
o   Riwayat penyakit jantung kongenital 
o   Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan
uterus.
o    Dapat mengalami pembesaran jantung dan murmur diastolik 
o    Peningkatan tekanan darah 
o   Nadi mungkin menurun 
o   Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama. 
o   Riwayat hipertensi kronis
c.       Eliminasi 
o   Menurunnya keluaran urine 
d.      Makanan dan cairan 
o   Obesitas
o    Mual dan muntah 
o   Malnutrisi 
o   Diabetes melitus 
o   Dapat mengalami edema ekstrimitas bawah 
e.       Nyeri dan rasa nyaman 
o   Dapat mengeluh nyeri dada dengan atau tanpa aktivitas 
f.       Pernafasan 
o   Pernafasan mungkin kurang dari 14 x / menit 
o   Takipnea
o   Dispnea 
g.      Keamanan 
o   Infeksi streptokokus berulang 

3.2 Diagnosa Keperawatan
a.       Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume sirkulasi, disritmia, perubahan kontratiktilitas miokard, dan perubahan inotropik pada jantung. 
Definisi : ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.

b.      Resiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi. 
Definisi : Resiko penurunan sirkulasi jantung (koroner)

c.       Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) berhubungan dengan kurangnnya informasi dan interpretasi yang salah.


DAFTAR PUSTAKA

Baradero,Mary et all.2008.Klien dengan Gangguan Kardiovaskular.Jakarta:EGC

Gloria M.,dkk.(2013).nursing interventions classification (NIC),EDISI 16.America:Elsevier

Herman, T. Heath 2015. Diagnosa Keperawatan/2015-201. Jakarta: ECG

Harsono,toni.2013.permasalahan kehamilan yang sering terjadi.Jakarta.PLATINUM

Sue moorhead.(2013).nursing outcomes classification (NOC).edisi 15.America:Elsevier

Mansjoer,arif DKK.Kapita selekta kedokteran edisi ke 3.Jakarta:UI






Komentar