ANTE PARTUM BLEEDING
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ante
Partum Bleeding
Perdarahan
pada kehamilan secara umum dapat disebabkan oleh faktor obstetrik maupun
non-obstetrik. Penyebab utama perdarahan pada kehamilan muda antara lain
keguguran (abortus), kehamilan ektopik dan mola hidatidosa. Perdarahan
antepartum ialah perdarahan pada trisemester akhir kehamilan. Penyebab utama
perdarahan antepartum ialah:
1. plasenta Previa
2. solusio plasenta
Faktor
non obstetrik meliputi luka jalan lahir akibat jatuh, koitus atau verises yang
pecah dan oleh kelainan servix seperti karsinoma, erosio dan polip. (Obstetri
patologi, FKU Padjajaran)
1.
Plasenta previa
Adalah lokasi abnormal
plasenta disegmen bawah uterus, yang sebagian atau keseluruhannya menutupi os
serviks. Ketika kehamilan maju, ibu rentan terhadap perdarahan, terutama saat
serviks dilatasi, dan perdarahan bisa sangat hebat.
Plasenta previa adalah
plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian/seluruh ostium
uteri internum. (L.prae : di depan; vias : jalan). Implantasi plasenta
normalnya terjadi didinding depan, didinding belakang rahim atau difundus
uteri.
Klasifikasi:
Plasenta previa
dibagi menjadi:
1.
Plasenta previa totalis: seluruh ostium internum tertutup oleh
plasenta
2.
Plasenta previa lateralis/parsialis: sebagian ostium tertutup oleh
plasenta
3.
Plasenta previa marginalis: hanya dipinggir ostium terdapat
jaringan plasenta
4.
Plasenta letak rendah: implantasi plasenta rendah tapi tidak sampai
ke ostium (tepi plasenta berjarak<5 cm dr pinggir ostium)
5.
Vasa previa: pembuluh darah janin terdpat dimembran yang melintasi
osteum.
Kadang-kadang
dipergunakan istilah plasenta previa sentralis, artinya plasenta terletak
disentral terhadap ostium uteri internum.
Penentuan
macam plasenta previa bergantung kepada besar pembukaan. Misalnya, plasenta
previa marginalis pada pembukaan 2 cm dapat menjadi plasenta previa lateralis
pada pembukaan 5cm, begitu pula plasenta previa totalis pada pemukaan 3 cm
dapat menjadi laterlis pada pembukaan 6cm.
Oleh
sebab itu, penentuan macam plasenta previa dapat dibedakan dengan jelas dari
plasenta.
2.2 Etiologi
Plasenta Previa meningkat
kejadiannya pada keadaan ketika endometrium kurang baik, misalnya akibat atrofi
endometrium atau vaskularisasi desidua yang kurang baik. Keadaan ini dapat ditemukan
pada :
1.
Multipara, terutama kalau jarak antara kehamilannya pendek
2.
Mioma uteri
3.
Kuretase berulang
4.
Umur lanjut
5.
Bekas seksio sesarea
6.
Perubahan inflamasi atau etrofi
Keadaan
endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh meluas untuk mencukupi
kebutuhan janin. Plasenta yang tumbuh meluas akan mendekati atau menutupi
ostium uteri internum.
Endometrium
yang kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari tempat implantasi yang
lebih baik, yaitu ditempat yang rendah dekat ostium uteri internum.
Plasenta
previa juga dapat terjadi pada plaseta yang besar dan luas, seperti pada
eritroblastosis, diabetus militus atau kehamilan multiple. (Obstetri
patologi, FKU Padjajaran)
Ada sebab terjadinya implatasi plasenta didaerah segmen bawah
uterus tidak dapat dijelaskan. Namun demikian terdapat beberapa faktor yang
berhubungan dengan peningkatan kekerapan terjadi plasenta previa yaitu:
a.
Parista
makin banyak
parista ibu, makin besar kemungkinan mengalami plasenta previa
b.
Usia ibu pada saat hamil, bila usia ibu pada saat hamil 35 tahun
atau lebiih, makin besar kemungkinan kehamilan plasenta previa
c.
Umur dan paritas
-
Pada primigravida umur diatas 35 th lebih
sering dari umur dibawah 25 tahun.
-
Pada paritas tinggi lebih sering dari pada paritas rendah.
-
Di Indonesia plasenta previa banyak dijumpai pada umur paritas
kecil disebabkan banyak wanita Indonesia menikah pada usia muda dimana
endometrium belum matang.
d.
Adanya tumor-tumor : mioma uteri, polip endometrium
e.
Kadang-kadang pada malnutrisi
2.4 Klasifikasi
Berdasarkan atas
terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, plasenta
previa dibagi dalam 4 klasifikasi yaitu:
a.
Plasenta previa totalis apabila seluruh pembukaan tertutup oleh
jaringan plasenta
b.
Plasenta previa parsialis apabila sebagain pembukaan tertutup oleh
jaringan plasenta
c.
Plasenta letak rendah apabila tepi plasenta melampaui segmen bawah
tetapi tepinya tidak mencapai ostium internum.
2.3 Menifestasi Klinis
|
Plasenta
previa
|
Abrupsio
plasenta
|
Nyeri uterus
|
- biasanya
tidak nyeri
-lunak
-uterus ibu
biasanya relaks, meskipun sekitar 25% ibu datang dengan berbagai dan derajat
kontrkasi
|
-Biasnya
nyeri uterus hebat
-uterus
tegang atau nyeri tekan
-uterus
hipersonik lebih sering pada kasus berat dan bila bayi meninggal
|
Perdarahan
|
-biasanya
terlihat
|
-bisanya
terlihat meskipun pada 25% kasus bisa tersembunyi didalam uterus
|
Bayi
|
-umumnya
belum engage dan ballotement positif, akibat lokasi plasenta
-35% bayi
dengan letak tidak stabil
|
-biasanya
dengan letak normal
|
Pemeriksaan
vaginal
|
-pemeriksaan
vagina intraindikasikan pada plasenta previa(karena dapat memperberat
perdarahan)
|
-biasanya
letak dan presentasi normal
|
Pemindaian
ultrasonografi
|
-pemindaian
ultrasonografi sebelumnya melaporkan adanya indentivikasi lokasi plasenta dan
konfirmasi gestasi janin
|
-pemindaian
ultrasonografi untuk menyingkirkan plasenta previa
-pemindaian
ultrasonografi kadang digunakan untuk menegakkan kemungkinan abrubsio bila
tervisualisasi bekuan retro-plasenta
(asuhan
kebidanan, persalinan dan kelahiran, Vicky Chapman)
|
1.
Perdarahan tanpa nyeri: merupkan gejala terpenting. Pasien mungkin
berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun; baru setelah angun, ia
meras bahwa kainnya basah. Biasanya perdarahan akibat plasenta previa baru
timbul setelah bulan ke 7. Hal ini disebabkan oleh:
a.
Perdarahan bulan ke 7memberi gambaran yang tidak berbeda dari
abortus.
b.
Perdarahan pada plasenta previa disebabkan oleh pergerakan antara
plasenta dan dinding rahim.
Keterangannya sebagai berikut: setelah bulan ke 4,terjadi regangan
dinding rahim karena isis rahim lebih cepat tumbuh daripada rahim sendiri;
akibatnya, istmus uteri tertarik dan dan menjadi bagian dinding korpus uteri yang
disebut segmen bawah rahim.
Pada plasenta previa, regangna tidak mungkin terjadi tanpa ada
pergeseran antara plasenta dan dinding rahim. Waktu perdarahan bergantung kepada
kekuatan insersi plasenta dan kekuatan tarikan pada itsmus uteri. Jadi, dalam kehamilan
tidak perlu ada his untuk menimbulkan perdarahan tapi sudahjelas dalam
persalinan, his pembukaan menyebabkan perdarahan karena bagian plasenta diatas
atau dekat ostium akan terlepas dari dasarnya.
Perdarahan pada plasenta previa bersifat berulang-ulang karena
setelah terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim, regangan dinding
rahim dan tarikan pada serviks berkurang, tetapi dengan majunya kehamilan,
regangan bertambah lagi dan menimbulkan perdarahan baru.
Darah terutama berasal dari ibu, yakni dari ruangan intervilosa.
Akan tetapi, darah dapat juga berasal dari anak bila jonjot terputus atau
pembuluh darah plasenta yang lebih besar terbuka
2.
Bagian terendah anak sangat tinggi: disebabkan oleh plasenta
terletak dikatub bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati
pintu atas panggul.
3.
Kelaianan: lebih sering timbul pada plasenta previa karena ukuran
panjang rahim berkurang.
Jika perdarahan disebabkan plasenta previa lateral dan marginal,
robekannya marginal. Sementara itu, robekan pada plasenta letak rendah terjadi
hanya beberapa cm dari tepi plasenta (<5 cm).
Juga harus dikemukakan bahwa pada plasenta previa mungkin sekali
terjadi perdarahan pasca salin:
-
Terkadang plasenta lebih erat melekat ke dinding rahim (plasenta
akreta)
-
Daerah perlekatan plasenta luas
-
Kontraksi segmen bawah rahim kurang sehingga mekanisme penutupan
pembuluh darah pada insersi plasenta tiak baik.
Kemungkinan infeksi nifas besar karena luka plasenta lebih dekat ke
ostium, dan merupakan por d’ entree yang mudah tercapai. Lagi pula, pasien
biasanya anemis karena perdarahan sehingga daya tahannya lemah.
Bahaya yang melanda ibu pada plasenta previa meliputi:
-
Syok hipovolemik
-
Infeksi –sepsis
-
Emboli udara (jarang )
-
Kelaianan koogulopati hinga syok
-
Kematia .
Bahaya yang melanda anak meliputi :
-
Hipoksia
-
Anemia
-
Kematian
2.4
Patofisiologi
·
Plasenta previa
Seluruh
plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang – kdang bagian atau
seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah agak merentang selama kehamilan
lanjut dan persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran
anak, pemisahan plasenta dari dinding usus sampai tingkat tertentu tidak dapat
dihindarkan sehingga terjadi perdarahan
·
Solusio plasenta
Perdarahan
dapat terjadi pada pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk hematom
pada desisua, sehingga plasenta terdesak akhirnya terlepas. Apabila perdarahan
sedikit, hematom yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan plasenta,
peredaran darah anatara uterus dan plasenta belum terganggu dan tanda serta
gejalanya pun tidak jelas. Kejadiannya baru di ketahui setelah plasenta lahir
yang pada pemeriksaan didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan
bekuan darah lama yang warnanya kehitam hitaman. Biasanya perdarahan akan
berlangsung terus menerus karena otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan
itu tidak mampu untuk lebih berkontraksi mengehnetika perdarahannya. Akibatnya,
hematom retroplasenter akan bertambah besar, sehingga sebagian dan akhirnya
seluruh plasenta terlepas dari dinding uterus.
2.6 Pemeriksaan
1.
Anamnesis: perdarahan tanpa keluhan dan berulang
2.
Pemeriksaan dalam: dari perabaan fornises, teraba bantalan lunak
pada presentasi kepala. Pemeriksaan dalam pada plasenta previa hanya dibenarkan
bila dilakukan dikamar operasi yang telah siap untuk melakukan operasi segera.
Cara “double set-up” ini hanya dilakukan bila terapi aktif yakni terminasi
kehamilan, akan dilakukan.
3.
Ultrasonografi: diagnosis plasenta previa (dengan sedikit
perdarahan) yang diterapi ekspektatif ditegakkan denga pemeriksaan
ultrasonografi (USG).ketepatan diagnosis dengan USG transabdominal mencapai
95-98% sementara ketepatan USG trsvaginal atau trasperineal (translabial) lebih
tingi lagi. Penggunaaan magnetik resonance imaging (MRI) masih terasa sangan
mahal saat ini
Denagn
bantuaan USG, diagnosis plasenta previa atau seringkali sudah dapat ditegakkan
sejak dini sebelum kehamilan trimester 3. Namun, dalam perkembangannya dapat
terjadi migrasi plasenta. Sebenarnya bukan plasenta yang ‘berpindah’, tetapi
dengan semakin berkembangnya segmen bawah rahim, plasenta (yang berimplantasi
didaerah ini) akan ikut naik menjauhi ostium uteri internum. Sikap untuk segera
mengirim pasien ke RS yang mempunya fasilitas operasi tanpa lebih dulu
memeriksa dalam atau memasang tampon sangat dihargai, karena:
1.
perdarahan pertama pada plasenta previa jarang membawa maut
2.
pemeriksaan dalam dapat menimbulkan perdarahan hebat
dalam keadaan terpaksa,
misalnya pasien tidak mungkin diangkut ke kota atau
RS besar sedangkan tindakan darurat harus segera diambil, seorang dokter dapat
melakukuan pemeriksaan dalam setelah melakukan persiapan secukupnya untuk
mengantisipasi kemungkinan masif. (Obstetri patologi, FKU Padjajaran).
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksnana non farmakologi (asuhan
kebidanan, persalinan dan kelahiran, Vicky Chapman)
ü Tanda vital. Pantau dengan ketat
tanda vital ibu, takikardi biasanya tanda pertama gangguan janin karena
kehilangan darah.
ü Infus intravena. Untuk mengganti
cairan, pastikan cairan IV berjalan lancar. Dokter mungkin mempertimbangkan
pemberian produk darah
ü Pengukuran kehilangan darah.
Gantilah dan amankan balutan ynag basah dengan bijaksana namun pastikan privasi
ibu saat melakukannya. Jagalah perbandingan yang selalu diperbaharui kehilangan
darah perkiraan dan terukur pada kartu cairan.
ü Kemungkinan diperlukan anastesi.
Pastikan bahwa dokter anestesi telah diberi informasi dan dapat mengkaji
situasi ibu tentang kemungkinan memerlukan anastesi. Berikan juga natasida atau
penghambat ion hidrogen reguler karena anastesi darurat mungkin diperlukan.
ü Pantau denut jantung janin.perubahan
DJJ memdadak atau abnormal(seperti penungkatan takikardi) bisa menunjukkan
adanya ganggua disebabkan oleh kehilangan darah berat. Lakukan respon segera
terhadap pola abnormal.
Terapi pengobatan plasenta previa
bibagi menjadi dua golongan :
a.
Terapi aktif
Kehamilan
segera diakhiri sebelum terjadi pendarahan yang membawa maut.
1.
Cara vaginal yang bermaksuduntuk mengadakan tekanan pada plasenta
dan dengan demikian menutup pembuluh darah yang terbuka (tamponade pada
plasenta)
2.
Dengan seksio caesarea denag maksud mengosongkan rahim hingga rahim
dapat mengadakan retraksi dan menghentikan perdarahan seksiocaesarea juga mencegah
terjadinya robekan serviks yang sering terjadi denagn usaha persalianan
pervaginan pada plasenta prevaria
b.
Pengobatan ekspektatif
Ialah kaalau janin masih kecil
hingga kemungkinan hidup didunia luar baginya kecil sekali. Sikap ekspektatif
tentu hanya dapat dibenarkan jika keadaan ibu baik dan sudah berhenti atau
sedikit sekali. Dulu anggapan kita ialah bahwa kehamilan dengan plasenta previa
harus segera diakhiri untuk menghindarkan perdarahan yang fatal. Tapi sekarang
terapi menunggu dibenarkan dengan alasan:
1.
Perdarahan pertama pada plasenta previa jarang fatal
2.
Untuk menurunkan kematiaan bayi karena prematuritas
Syarat
bagi terapi ekspektatif ialah bahwa keadaan ibu masih baik(Hb normal) dan
perdarahan tidak banyak. Pada terapi ekspektatif kita rawat pasien di rumah
sakit, samapai berat anak ± 2500 gr atau kehamilan sudah sampai 37 minggu. Selama
terapi ekspektatip diusahakan menenukan okasi placenta dengan soft tissue
technic, dengan radioisotop atau dengan ultrasound. Kalau kehamilan 37 minggu telah
tercapai kehamilan di akhiri menurut salah satu cara yang telah diuraikan.
Selanjutnya pada penderita plcenta previa selalu harus diberikan antibiotica
mengingat kemungkinan infeksi yang besar disebabkan perdarahan dan
tindakan-tindakan intrauterin. Tindakan apa yang kita pilih untuk pengobatan
placenta previa dan kapan melaksanakannya tergantung pada faktor-faktor
tersebut dibawah.:
1.
Perdarahan banyak
2.
Keadaan ibu dan anak
3.
Besarnya pembukaan
4.
Tingkat placenta previa
5.
Paritas
Perdarahan yang banyak, pembukaan kecil, nulipara dan tingkat
placenta previa yang berat mendorong kita melakukan SC, sebaliknya perdarahan
yang sedang, pembukaan yang sudah besar, multi paritas dan tingkat placenta
previa yang ringan dan anak yang mati mengarahkan pada usaha pemecahan ketuban.
Pada perdarahan yang sedikit dan anak yang masih kecil dipertimbangkan terapi
ekspektatip. Perlu dikemukakan cara manapun yang diikuti, persediaan darah yang
cukup sangat menentukan.
( )
Perlu di perhatikan bahwa sebelum melakukan tindakan apapun pada
penderita plasenta previa, darah harus selalu tersedia cukup.
Cara-cara vaginal terdiri dari:
a.
Pemecahan ketuban
b.
Versi braxton hicks
c.
Cunam wilet gauss
2.8 Komplikasi
Faktor resiko yang berhubungan
dengan plasenta previa dan abrupsio plasenta.
a.
Plasnta previa
·
Seksio sesarea sebelumnya
·
Multi-paritas
·
Prolaps tali pusat
·
Prolaps plasenta
·
Plasenta melekat sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu
dibersihkan dengan kerokan
·
Robekan robekan jalan lahir
·
Perdarahan post partum
·
Infeksi karena perdarahan yang banyak
·
Bayi prematuritas atau kelahiran mati
b.
Abrupsio plasenta
·
Hipertensi terjadi pada 25% 50% kasus
·
Trauma abdomen-termasuk kekerasan rumah tangga
·
Paritas tinggi
·
Restriksi pertumbuhan
·
Over distensi uterus-termasuk polihidramnion
·
Merokok
·
Beberapa trombofilia
c.
Kompilkasi tidak langsung
·
Cauvelair uterus kontraksi tak baik, menyebabkan perdarahan post
partum
·
Adanya hipo fibrinogen dengan perdarahan post partum
·
Nekrosis korteks renalis, menyebabkan anuria dan uremia
·
Keruakan-kerusakan organ seperti hati,hipofise dll.
2.9
Discharge planing
a.
Istirahat total
b.
Jangan melakukan pekerjaan yang berat
c.
Tidak melakukan hubungan seksual sementara waktu
d.
Diit normal
e.
Minum air putih lebih banyak
f.
Mengikuti senam ibu hami yang dianjurkan bidan
g.
Kontrol secara teratur ke dokter maupun bidan
BAB III
ASUHAN
KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
a.
Identitas umum
b.
Riwayat kesehatan
1.
Riwayat kesehatan dahulu
- Adanya kemungkinan klien pernah
mengalami riwayat diperlukan uterus seperti seksio sesaria curettage yang berulang-ulang
- Kemungkinan klien mengalami penyakit
hipertensi DM, hemofilia serta mengalami penyakit menular seperti hepatitis
- Kemungkinan pernah mengalami abortus
2.
Riwayat kesehatan sekarang
- Biasanya terjadi perdarahan tanpa
alasan
- Perdarahan tanpa rasa nyeri
- Perdarahan biasanya terjadi sejak
triwulan ketiga atau sejak kehamilan 20 minggu
3.
Riwayat kesehatan keluarga
- Kemungkinan keluarga pernah mengalami
kesulitan kehamilan lainnya
- Kemungkinan ada keluarga yang menderita
seperti ini
- Kemungkinan keluarga pernah mengalami
kehamilan ganda
- Kemungkinan keluarga menderita penyait
hipertensi DM, hemofilia dan penyakit menular
4.
Riwayat obstetri
Riwayat haid/menstruasi
- Minarche : 12 th
- Siklus : 28 hari
- Lamanya : ± 7 hari
- Baunya : amis
- Keluhan pada haid : tidak ada keluhan nyeri haid
5.
Riwayat kehamilan dan persalinan
- Multigravida
- Kemungkinan abortus
-
Kemungkinan pernah melakukan curretage
6.
Riwayat nipas
-
Lochea rubra → bagaimana baunya, amis
-
Banyaknya 2 kali ganti duk besar
-
Tentang laktasi →colostrum ada
c.
Pemeriksaan tanda-tanda vital
-
Suhu tubuh, suhu akan meningkat jika terjadi infeksi
-
Tekanan darah, akan menurun jika ditemui adanya tanda syok
-
Pernapasan, nafas jika kebutuhan akan oksigen terpenuhi
-
Nadi, nadi melemah jika ditemui tanda-tanda shok
d.
Pemeriksaan fisik
-
Kepala, seperti warna, keadaan dan kebersihan
-
Muka, biasanya terdapat cloasmagrafidarum, muka kelihat pucat
-
Mata biasanya konjungtiva anemis
-
Thorak, biasanya bunyi nafas vesikuler, jenis pernafasan
thoracoabdominal
-
Abdomen
1.
Inspeksi: terdapat strie grafidarum
2.
Palpasi:
-
leopad I janin sering belum
cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
-
Leopad II sering dijumpai kesalahan letak
-
Leopad III bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala
biasanya kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolok diatas
pintu atas panggul
-
Leopad IV kepala janin belum masuk pintu atas panggul
·
Perkusi: reflek lutut +/+
·
Auskultasi : bunyi jantung janin bisa cepat lambat normal 120.60
-
Genetalia biasanya pada vagina keluar dasar berwarna merah muda
-
Ekstremitas kemungkinan udema atau varises kemungkinan akral dingin
e.
Pemeriksaan penunjang
-
Data laboratorium, memungkinan Hb rendah Hb yang normal (12-14gr%)
-
Leukosit meningkat (normal 6000-1000mm3). Trombosit menurun (normal
250ribu-500ribu)
f.
Data sosial ekonomi
Plasenta previa dapat terjadi pada
semua tingkat ekonomi namun pada umumnya terjadi pada golongan menengah
kebawah, hal ini juga di pengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya.
Dari pengkajian yang telah diuraikan
diatas dapat disusun beberapa diagnosa keperawatan yang memungkinkan ditemukan
pada klien APB atas indikasi plasenta previa antara lain:
1.
Resiko perdarahan berulang
berhubungan dengan efek penanaman plasenta pada segmen bawah rahim
2.
Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan ketidak
mampuan merawat dirisekunder kaharusan bedrest
3.
Resiko rawat janin: fital distres berhubungan dengan tidak ada
kuatnya perfusi darah keplasenta
4.
Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan
spasme otot perut
5.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
6.
Resiko infeksi berhubungan dengan terbukanya tempat masuknya mikro
organisme sekunder terhadap luka operasi sesarea
7.
Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
perawatan dan pengobatan
3.2
Diagnisa Keperawatan.
DXI: resiko perdarahan b/d efek penanaman plasenta pada segmen
bawah rahim
DXII: gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari b/d ketidakmampuan
merawat diri sekunder kaharusan bedres
DXIII: gangguan rasa nyaman nyeri b/d trauma jaringan dan spasme
otot.
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, V. (2006). asuhan
kebidanan "persalinan dan kelahiran". Jakarta: penerbit buku
kedokteran EGC.
Martaadisoebrata, D. (2013). Obstetri
Patologi"Ilmu Kesehatan Reproduksi". jakarta: penerbit buku
kedokteran EGC.
padjadjaran, b. O. (2009). Obstetri
fisiologi. bandung: ELEMAN.
padjadjaran, b. O. (2005). Obstetri
Patologi. bandung: ELSTAR OFFSET.
Komentar
Posting Komentar